Assalamu ’alaikum wr.wb...


Sedikitnya KALIMAH tercipta dari satu huruf hija’iyah sperti “Ba” dlm ucapan Bismillaah itu merupakan kalimah HARF… sedangkan maksimalnya Kalimah itu tercipta dari tujuh huruf hija’iyah seperti dalam contoh “ISTIQLAALUN” yg termasuk kalimah ISIM yg artinya Merdeka atau masjid Istiqlal..


Kalimah ISIM minimal tercipta dari tiga huruf hija’iyah dan maksimalnya tujuh, Kalimat Fi’il minimal tercipta dari tiga huruf hija’iyah dan maksimalnya enam, Kalimah HARF minimal dari satu huruf hija’iyah maksimalnya tiga ..


Definisi Kalimah ISIM: Kalimatun dallat ‘ala ma’nan fi nafsiha walam taqtarin bizamaanin wadl’an… Artinya: Isim ialah kalimat yg mmpunyai makna atau arti dg brdiri sendiri alias tidak dg bantuan kalimat lain, dan tidak bersama’an dg zaman/waktu dari asal terciptanya kalimat tsb.. Contoh: INSAANUN artinya manusia


INSAANUN tercipta dari huruf Hamzah,Nun,Sin,Alif,Nun… Lafadz Insaanun dari awal terciptanya untuk menunjukkan arti manusia, ia tidak butuh bantuan kalimat lain supaya bermakna manusia, dan kalau kita katakan manusia maka tidak bisa di ucapkan “Sudah manusia” atau “Akan manusia” atau “Sedang manusia”, kalo demikian berarti makna tsb tidak berwaktu alias tidak punya waktu


Adapun Isim fa’il yaitu isim yg brmakna “org yg mengerjakan” sprti lafadz KAATIBUN<sekretaris>, QOO’IMUN<yg brdiri> dll itu memang brsamaan dg wktu jika kita ucapkan KATIBUN AL AANA <sekretaris sekarang> atau QO’IMUN AMSI <yg brdiri kemarin> tapi tetep saja klmt tsb di katakan Isim karena pada asal terciptanya alias prinsipnya kata tsb untuk makna orang atau sesuatu yg merupakan Subyek.. Inilah keterangan dari kata Wadl’an pada definisi Isim


Ringkasnya Semua kalimat yg di pakai untuk menyebut nama2 org, nama2 sesuatu yg kasat mata atau abstrak yg hidup atau mati, nama2 hewan, gunung, tumbuh2an, dll itulah KALIMAT ISIM … termasuk lafadz Yaumun<hari>, Waqtun<waktu>, AL_AANA<waktu sekarang>, Ghodan<besok>, Amsi<kemarin> dll karna lafadz tsb sesuai dg dfinisi Isim


Ciri-ciri kalimat ISIM yaitu:


1-ada AL di awalnya sprti AL-QOHWATU<minuman kopi trtnt>, Alhamdu, Alkalaamu dll.. .


2-Di tanwini, contoh: Qohwatun<minuman kopi> Qohwatan, Qohwatin dll. .


3-Di jadikan munada<yg di panggil> conto: Yaa AYYUHA_lladziina aamanuu<Wahai org2 beriman>… 4-Di jarkan, bisa dg harf jar conto: bi_Zaidin, bisa dg idlofat conto: ‘Abdu_LLOOHI‎5-Adanya suatu lafadz yg jadi musnad/hukum/predikat bagi kalimat itu yg berarti kalimat itu jadi subyek atau obyeknya, conto: Dlorob_TU_KA <AKU telah memukul MU>‎6-di masuki salahsatu harf jar yg duapuluh, conto: bi_HI, bi_HA, bi_HIM, bi_KA, bi_SMI_llaahi, ‘alai_KUM, ‘aala_l_KURSIY<di atas KURSI>, mina_n_NAUMI<daripada TIDUR>,dll.


Kalimat FI’IL, definisinya: Kalimatun dallat ‘ala ma’nan fi nafsiha waqturinat bizamanin wadl’an.. Artine: Kalimat yg mnunjukan makna/arti mandiri<tdk dg bantuan kalimat lain> dan di barengi zaman/waktu dlm asal wadlo’/di ciptakan nya kalimat tsb


Zaman/waktu ada tiga, 1-Waktu yg telah lampau, di sebut zaman madli, kalimat fi’il yg maknanya brsamaan dg zaman madli di sebut FI’IL MADLI, contoh: Dloroba<telah mukul>, Kataba<sudah menulis>, Syariba<sudah minum>, ‘Alima<telah mengetahui> dll.


‎2-Zaman hal yaitu waktu sekarang, dan 3-Zaman mustaqbal yaitu waktu yg akan datang….. Fi’il yg maknanya di barengi dg suatu zaman yg masih samar apakah zaman itu zaman hal atau mustaqbal di sebut: FI’IL MUDLORE’, conto: Yadlribu<sedang atau akan memukul>, Yaktubu<sedang atau akan menulis>, Yasyrobu<sdg at akn minum>, Ya’lamu<sekarang atau nanti mengetahui>.


Fi’il yg maknanya perintah agar di kerjakan sesuatu di sbut: FI’IL AMAR dan pasti zamannya mustaqbal, conto: Idlrib<pukulah!>, Uktub<tulislah!>, Isyrob<minumlah!>, I’lam<ketahuilah!> dll


Wallahu A’lam

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Top